Thursday, December 11, 2008

VIDEO: Pahlawan Jihad Srikandi Aceh - "TJOET NJAK DHIEN"

As-salaamu 'alaykum ...

Ini kisah di antara sejarah Islam dan khususnya perjuangan Muslimin di Aceh yang perlu di ketahui oleh kita agar menanamkan semangat juang dan Iman, inshaAllah.

Kalau-lah kita punyai semangat juang Tjoet Nyak Dhien (semoga Allah tempatkan beliau bersama para Shuhada' .......Ameen), pasti Allah akan meredhai serta memuliakan kita dengan kemuliaan hakiki.

Ini bahagian pertama. Semuanya ada 15 bahagian - dipetik dari YouTube.

sila nonton - ALLAHU AKBAR!

(Jika ingin mengenali beliau sila lihat di bawah)




MAKLUMAT SEJARAH

Cut Nyak Dhien (Lampadang, 18486 November 1908, Sumedang, Jawa Barat; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorangPahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.

Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880 yang menyebabkan meningkatnya moral pasukan perlawanan Aceh. Nantinya mereka memiliki anak yang bernama Cut Gambang.[1] Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda, namun, Teuku Umar gugur saat menyerangMeulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba.[2][3] Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh, disana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh, namun, ia menambah semangat perlawanan rakyat Aceh serta masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap, sehingga ia dipindah ke Sumedang, dan ia meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.



------------------------------------------------

No comments: